Kamis, 23 November 2017

SD Muslim Cendekia Kota Batu: Langsung “Sreg” pada Pandangan Pertama

Nggak terasa akhir tahun telah tiba. Selain sibuk cari tempat liburan, saya juga sibuk cari-cari referensi sekolah untuk anak saya, Fahmi Irawan.
Terus terang saja, kalau di SD Negeri saya lebih takut ke pergaulan Fahmi nantinya. Jadi saya coba cari referensi SD Islam di Kota Batu. Ya, bukan karena apa-apa. Saya lebih prefer ke SD Islam karena saya yakin disana Fahmi akan terjaga pergaulannya. Dan saya juga punya cita-cita nantinya agar anak saya bisa menjadi seorang penghafal Qur’an.
Angan-angan saya itu langsung saya sampaikan ke suami. Dan suami pun setuju dengan apa yang saya pikirkan. Dengan persetujuan suami itupun saya langsung coba muter-muter di kota Batu untuk melihat-lihat SD Islam yang ada.
Setelah muter-muter Kota Batu, saya mendapat beberapa referensi SD Islam. Dan hal itu saya ceritakan ke suami lagi, agar sama-sama tahu dan satu tujuan sih. Dan ditengah cerita itu, suami nyeletuk, “Eh dik.. saya dulu pernah ikut pengajiannya Ustad Munir, pernah dikasih brosur sekolah”.
Saya pun bertanya-tanya, karena setahu saya itu Ustad Munir punya pondok pesantren, bukan sekolah. Suami saya pun langsung mencari brosur itu di sela-sela tasnya dan memberikan kepada saya. Saya pun melihat brosur itu dan baru tahu kalau Ustad Munir juga punya SD Islam. Namanya SD Muslim Cendekia. Alamatnya di Jl. Imam Bonjol II.
Besoknya, saya bersama Fahmi setelah pulang sekolah langsung coba lihat-lihat ke SD Muslim Cendekia. Saat saya mau masuk gerbang, saya seakan ga percaya. Dalam hati saya, “apa bener ini sekolah dasar, bangunannya beda daripada sekolah pada umumnya”. Bagus bangeet. Unik. Berasa ada di timur tengah tapi dingin. Hehehe.
Setelah itu saya langsung masuk dan disambut oleh Ustad Syamsuddin. Oleh beliau, saya dijelaskan bahwa SD Muslim Cendekia ini baru berdiri, dan memang SD ini dibina oleh Ustad Munir. Dari situ saja saya sudah yakin, kalau sekolah ini adalah sekolah yang mengedepankan pendidikan akhlak bagi siswanya nanti, ya karena pembina sekolahnya adalah Ustad Munir.
Tak ketinggalan, saya juga mendapatkan penjelasan program-program sekolah. Dan yang sejalan dengan cita-cita awal saya untuk menjadikan anak saya penghafal Qur’an, adalah adanya program Gema Al-Qur’an di SD Muslim Cendekia. Tak lengkap rasanya jika survey sekolah belum melihat-lihat gedung sekolah. Saya dan Fahmi diantar Ustad Syamsuddin melihat satu persatu ruang di SD Muslim Cendekia. Mulai dari ruang kelas sampai fasilitas yang lain. Sekolahnya rindang dan asri banget. Kelasnya juga modern. Perpustakaannya bagus. Saya sih merasa “Yes” Fahmi sekolah disini. Fahmi juga senang.

Gedung SD Muslim Cendekia

 Salah satu ruang kelas di SD Muslim Cendekia
 
Karena saya merasa sreg dengan pandangan pertama di SD Muslim Cendekia, sebelum pulang saya langsung membeli formulir. Disini sekolahnya sudah menerapkan full day. Masuk dari jam 7 pagi sampai 15.30. Otomatis sekolah juga menyediakan makan siang.
Oia, yang menarik di sini nanti di seleksi masuk selain tes kemampuan anak, ada wawancara orang tua. Dan di wawancara orang tua itu orang tua lengkap (Ayah Ibu) diminta datang semua. Untuk jadwal seleksi dan wawancaranya ditentukan ketika kita mengembalikan formulir. Dan yang mau tau informasi seputar SD Muslim Cendekia, langsung saja kepoin http://www.muslimcendekia.org/.

Selasa, 21 November 2017

Pengalaman Membuat Onde-Onde



Hari ini, hari Sabtu. Semua pada ngumpul di rumah. Kebetulan juga orang tuanya suami lagi dateng ke rumah. Dan saya mau bikin sesuatu buat cemilan dirumah. Alhamdulillah di rumah masih ada wijen sisa membuat kue bulan lalu. Waktu itu suami memang membeli wijen cukup banyak, dan tidak semua wijen dipakai untuk bikin kue waktu itu, jadinya masih banyak wijen yang masih tersisa deh.. Jadi saya terinspirasi untuk buat kue yang ada wijennya gitu. Hehehe

Setelah loading...... akhirnya muncul ide buat bikin kue onde-onde. Tapi waktu itu saya agak ragu karena belum pernah bikin kue itu sebelumnya. Saya pun tanpa pikir panjang langsung ambil HP dan searching cara buatnya di internet. Semua bahan dan langkah-langkah sudah di catet. OK... Let's begin !

Saya sempet bingung bin kerepotan nyari daun pandan buat bahannya, tapi tenang karena suamiku nanem itu pohon di pekarangan belakang rumah. Sempet juga beberapa kali bolak balik nyuruh anakku, Fahmi untuk beli bahan yang belum ada. Maklum sih karena baru pertama kali bikin onde-onde jadi belum professional. Banyak bahan yang kelupaan di beli. Hihihi


Ini nih resepnya...

Bahan : 350 gr tepung ketan, 150gr kentang kukus lalu haluskan, 150gr gula halus, 225ml santan di panaskan, ½ sendok the garam, 150 gr wijen.

Bahan isi : 175 gr kacang hijau kupas, 1000 ml air, 3 lmbr daun pandan, 100gr gula pasir, 100ml santan.

Cara membuat :
1. Buat isi : didihkan kacang hijau & daun pandan sampai kental. Tambahkan gula pasir, sambil di aduk. Setelah kering masukkan santan & masak hingga adonan bening & kalis. Setelah dingin bulat sebesar kelereng.

2. Seduh tepung ketan dan santan panas sambil diuleni. Masukkan kentang, gula, & garam. Uleni sampai tercampur rata.

3. Ambil 25gr adonan, tipiskan lalu masukkan isi lalu bulatkan. Masukkan ke dalam air sebentar lalu gulingkan di wijen.

4.Goreng dengan api kecil hingga matang.

Sempet keribetan buat kue itu, soalnya butuh beberapa orang buat bantu juga. Termasuk ibu mertuaku. Akhirnya bertambah bantuan tenaga hehehe.

Setelah adonan jadi, sekarang waktunya bagi-bagi tugas. Ibu mertuaku  membulat-bulatkan, Fahmi membentuk bulatan isinya. Dan saya menggoreng. Saya sebenernya juga ada perasaan takut onde-ondenya ga jadi..

Dan setelah beberapa saat, tercium aroma onde-ondenya hehehe
Trus kita sama-sama menyantap kue itu. Rasanya enak hehe, ga nyangka ternyata bisa bikin kue onde-onde. Mungkin buat sebagian orang membuat kue ini adalah hal yang mudah sekali, tapi bagi aku yang sebelumnya belum pernah sama sekali, ini adalah pengalaman yang amazing. Hihihi