Rabu, 31 Januari 2018

NASI BAKAR MAKNYUS

Assalamualaikum...
Setelah tadi saya berbagi cerita tentang sekolahnya Fahmi (masalah seragam), kali ini saya akan berbagi sedikit cerita tentang makanan favorit keluarga kami. Ada yang tahu kira-kira apa hayo?
Daripada penasaran, langsung saja saya beritahu hehe. Makanan favorit keluarga kami adalah nasi bakar. Baik suami, saya sendiri, maupun Fahmi semuanya suka banget makan nasi bakar. Kira-kira kenapa ya kami sekeluarga menyukai makanan nasi bakar? Ada yang tahu?
Ya tentu saja karena enak hehe. Atau kalau bahasa keluarga kami, nasi bakar itu maknyus hehehe. Jangan tanya apa arti maknyus, karena saya yakin semuanya pasti sudah tau kan? Iya kan?
 Lalu, yang menjadi pertanyaan adalah apakah saat kami makan nasi bakar itu kami membuat sendiri atau beli? Jawabannya adalah keduanya hehe. Terkadang saya yang membuat sendiri di rumah, terkadang juga tidak mau ribet, kami beli saja.
Oh iya, ada sedikit cerita saat dahulu saya pertama kali buat nasi bakar. Ya namanya saat itu belum berpengalaman, saya hanya mengandalkan tutorial yang saya dapatkan dari internet. Dan hasilnya pada saat itu, nasi bakar yang saya buat rasanya gimana gitu hehe, sulit menjelaskannya. Tapi saat itu ya tetap kami makan, hitung-hitung menghargai hasil karya sendiri hehe.
Karena tragedi pertama itu, jika kami sedang nyidam nasi bakar, kami beli saja. Nah, saat kami beli inilah saya mulai belajar sedikit demi sedikit tentang cara membuat nasi bakar yang maknyus. Saya mulai sedikit kepo kepada si Ibu penjual nasi bakar. Saya sering bertanya-tanya tentang bumbu, racikan, cara membakar gulungan nasi, dan lain-lain. Pokoknya kalau dimisalkan, pertanyaan saya itu sudah lengkap mulai dari A sampai Z.

Dari situlah saya mulai mahir membuat nasi bakar. Ya, rasanya tidak jauh-jauh amat jika dibandingkan yang kami beli. Tapi kembali lagi seperti perkataan saya tadi, saat saya sempat membuat sendiri ya saya yang membuat untuk keluarga. Tapi, kalau tidak ingin ribet, ya beli saja hehe. Yang terpenting adalah nasi bakar itu adalah makanan yang maknyus.

Sekian dari saya. Insyaallah disambung dikesempatan lain.

Seragam Baru, “Mood” Baru

Assalamualaikum semua, maaf akhir-akhir ini saya jarang nge-blog karena banyak kesibukan hehe. Salah satu kesibukan saya ya mengurus keperluan sekolahnya Fahmi. Oh iya, ngomong-ngomong masalah sekolahnya Fahmi saya jadi pengen berbagi cerita lagi tentang sekolahnya Fahmi. Cekidot...
Alhamdulillah, setelah wawancara dan tes kemampuan anak yang kami jalani untuk masuk SD Muslim Cendekia dahulu kala hehe... Seminggu berselang saya mendapat pesan WA masuk yang isinya pengumuman bahwa Fahmi di terima di SD Muslim Cendekia. Ya, tentu saya dan suami sangat bahagia dengan pengumuman tersebut.
Pengumuman tersebut juga berisi rentang waktu daftar ulang setelah adanya pengumuman diterimanya Fahmi. SD Muslim Cendekia memberikan waktu 14 hari sejak hari pengumuman untuk kami melakukan daftar ulang. Karena saya dan suami takut kehabisan kuota siswa yang diterima nantinya, besoknya saya langsung melakukan daftar ulang. Ya biar bisa langsung mengambil satu kursi bagi Fahmi di SD Muslim Cendekia hehe.
Sewaktu daftar ulang itu, kami membayar biaya yang harus dibayarkan serta melengkapi persyaratan yang dipersyaratkan. Saat itu, kami juga menanyakan masalah seragam yang akan di dapatkan nanti. Ternyata, SD Muslim Cendekia akan memberikan 6 pasang seragam nantinya. Wahh.. saya jadi penasaran bagaimana model seragamnya nanti, pasti keren hehe.
Setelah beberapa waktu saya menunggu, kemarin ada pesan WA masuk dari SD Muslim Cendekia yang isinya menginformasikan bahwa pegnukuran dan pengambilan seragam sudah dimulai 31 Januari kemarin. Pada hari pertama pengambilan seragam itu pula,  sepulang sekolah (TK) saya, Fahmi bersama teman-teman Fahmi dari TK langsung bergerombol ke SD Muslim Cendekia untuk ambil seragam.

Seperti yang saya duga-duga dahulu, seragam yang sudah siap ambil itu keren-keren modelnya. Ada seragam merah putih, biru-putih, kotak-kotak, seragam muslim, pramuka, olahraga. Keren-keren semuanya. Sesampai di rumah, Fahmi langsung mencobanya satu-persatu. Katanya dengan wajah ceria, “Wah... aku jadi ndak sabar sekolah disitu ma..”. Mendengar perkataan Fahmi, saya dan suami bahagia sekali. Jadi ini Fahmi ceritanya mengalami yang namanya seragam baru, “Mood” baru hehehe. Sekian dulu cerita saya, Insyaallah akan bersambung lain kesempatan.